"Jangan sepelekan suatu apapun, siapa tahu masa depanmu ada di situ."
Inspirasi quote ini saya peroleh ketika menindaklanjuti permintaan peluang yang sekilas tampak sepele, akan tetapi justru peluang itulah yang berbuah. Tidak atau belum banyak sih, akan tetapi coba saja jika saat itu saya tidak menindaklanjutinya, mungkin tidak ada buah itu.
Jika kemudian kita tarik ke wilayah lain yang lebih luas, niscaya kita pernah mengalami atau minimal mendengar, bagaimana nasib seseorang berubah tatkala sengaja atau tidak sengaja ikut audisi lawak misalnya, dan lalu jadilah dia pelawak terkenal.
Maka dari itu, jika di hadapan Anda ada yang menawarkan sesuatu, ada yang mencari sesuatu, ada potensi yang tampaknya bisa dijual, ambillah, sekecil apapun itu. Bisa jadi kita cari ayam, ketemu sama tukang ayamnya, tidak bisa deal bisnis ayam, tapi kemudian pas pulang ada iklan salon kambing. Lalu dicoba, dan Anda punya sheep barber shop. Itulah, siapa tahu. Namanya peluang pasti berseliweran, peka-peka aja menangkapnya.
Walaupun, pada akhirnya, Allah jualah yang menentukan garis hidup kita.
Akan tetapi, takdir terkadang harus dijemput. Maka, ambillah hikmah dari Siti Hajar yang nyari air ke mana-mana, padahal sumber air itu ada di bawah telapak kaki Ismail. Atau Sang Alkemis-nya Paulo Coelho, yang mencari mimpinya ke mana-mana padahal harta karun yang dicari ada di titik berangkatnya dia. Di bawah pohon sikamor yang tumbuh di bawah sakristi.
So, lihat sekitar, manfaatkan peluang, dan serahkan pada Allah. Berusaha sudah, hasil Allah jualah (yang menentukan).
Tambahan :
Judul ini membuat saya belajar menyingkat kalimat. Untuk berisi, bermakna, walaupun tidak panjang. Jika panjang, semula kalimatnya adalah : "Jangan pernah menyepelekan segala sesuatu apapun, karena siapa tahu masa depanmu ada di situ." Sama kan maknanya?
Inspirasi quote ini saya peroleh ketika menindaklanjuti permintaan peluang yang sekilas tampak sepele, akan tetapi justru peluang itulah yang berbuah. Tidak atau belum banyak sih, akan tetapi coba saja jika saat itu saya tidak menindaklanjutinya, mungkin tidak ada buah itu.
Jika kemudian kita tarik ke wilayah lain yang lebih luas, niscaya kita pernah mengalami atau minimal mendengar, bagaimana nasib seseorang berubah tatkala sengaja atau tidak sengaja ikut audisi lawak misalnya, dan lalu jadilah dia pelawak terkenal.
Maka dari itu, jika di hadapan Anda ada yang menawarkan sesuatu, ada yang mencari sesuatu, ada potensi yang tampaknya bisa dijual, ambillah, sekecil apapun itu. Bisa jadi kita cari ayam, ketemu sama tukang ayamnya, tidak bisa deal bisnis ayam, tapi kemudian pas pulang ada iklan salon kambing. Lalu dicoba, dan Anda punya sheep barber shop. Itulah, siapa tahu. Namanya peluang pasti berseliweran, peka-peka aja menangkapnya.
Walaupun, pada akhirnya, Allah jualah yang menentukan garis hidup kita.
Akan tetapi, takdir terkadang harus dijemput. Maka, ambillah hikmah dari Siti Hajar yang nyari air ke mana-mana, padahal sumber air itu ada di bawah telapak kaki Ismail. Atau Sang Alkemis-nya Paulo Coelho, yang mencari mimpinya ke mana-mana padahal harta karun yang dicari ada di titik berangkatnya dia. Di bawah pohon sikamor yang tumbuh di bawah sakristi.
So, lihat sekitar, manfaatkan peluang, dan serahkan pada Allah. Berusaha sudah, hasil Allah jualah (yang menentukan).
Tambahan :
Judul ini membuat saya belajar menyingkat kalimat. Untuk berisi, bermakna, walaupun tidak panjang. Jika panjang, semula kalimatnya adalah : "Jangan pernah menyepelekan segala sesuatu apapun, karena siapa tahu masa depanmu ada di situ." Sama kan maknanya?